Minggu, 29 November 2009

Ludah

Cuh..
Putih berbuih terlepas dalam kuluman tersangkut disela reguk mencerca hampa ruang sunyi, berbintik meregam alas.
Cuuh..
Putih berbuih, terempas basah membulir bertebaran di luar kata membagi rata semua rasa dalam hamparan tak berbekas.
Cuuuh...
Putih berbuih.

Rabu, 25 November 2009

Telah banyak penderitaan, sekarang kau yang kuharapkan. Cukup sudah segalanya, saat ini aku kehilangan. Hati ini luluh setelah semuanya menjadi kenyataan darimu.
Adakah duka menampak di mataku setiap kita bertemu, saat itu kuharap kau beri aku seteguk kasih dan sayang. Haus menggodaku.
Saat pertama tak akan lupa, tapi kenyataan yang memilukan datang menerpa.
Keputusan mencoreng kenangan gelora. Keadaan memaksa, mencerai kisah kita. Kau ambil jalanmu tanpa melihat aku yang selalu kesepian, dingin dalam kekalutan cinta-cintaku terhadapmu.
Sekarang biarlah kuterima kenyataan ini, menanti sampai pintu hatimu terbuka untukku. Sampai kapanpun aku tetap mencintaimu.
Biarlah merpati yang kehausan terbang dalam penantian yang hampa dan memilukan sampai kau beri dia seteguk harapan belai kasih untuk mengusir haus yang tiada berperi.

Tiada ada

Ketika suasana mulai senyap
Terasa keheningan menyaput jiwa, angin berhembus membungkus raga.
Gemercik air mengalunkan lagu nan fana.
Kesunyian menjadikan hampa
Terasa diri tiada ada, melayang dalam gelombang tiada berdaya, hanyut dalam kebaqaanNya
Tiada ada rasa.

Senin, 09 November 2009

Kasih

Kasih dimana kau berada
Aku selalu menanti, menanti dan menanti
Kasih cepatlah kembali
Aku yang selalu kesepian
Ciumku menunggumu.

Dewi

Dewi sayang
Dewi bayang
Dewi hilang
Dewi oh d Dewi
Di mana kau , tunggulah aku disana sampai kapanpun
Dewi sayang terbayang cintaku yang telah hilang bersamamu oh Dewi

Seribu

Seribu kekalutan, menggalau mendepak kata meluluh hati seribu rasa, merencah menatah wajah menglir bulir seribu kesan, menikam meregam dada menyiksa sukma
Seribu kesan, rasa, kekalutan membayang khayal menghantu jiwa
Seribu kekalutan
Seribu kesan
Seribu rasa
Seribu.

Mimpimu

Kau tabur mimpi dikhayalmu tanpa mengingat diriku yang selalu menyepi dan sendiri
Kau tabur cinta di hatiku, ketika, kau tersyum dan tertawa
Aku teriak sekuat tenaga dalam hati
Mengapa ?
Setelah itu embun meluruhkannya
Hingga kau tanam benci di hatimu
Dan .. apa sebabnya
Akupun tak tahu bahkan tak mau tahu dan mengerti.

Rabu, 04 November 2009

Damba

Adakah kau dambaanku menguak satu harapan hatiku yang menjelang bayangan kabur wajahmu meskipun beribu tembok yang menghalangi yang berbatasan membeku.
Kapankah terungkap kisah darimu yang selalu diam, beku dan bisu.
Lupakah kau akan diriku yang selalu mengharap akan dirimu membuka mata hatiku yang pilu yang pernah luka akan kepedihan hidupku.
Lihatlah aku adakah menampak duka dimtaku meski tersenyum namun membisu hanya satu harapan kasih sayangmu.